Siaran Pers

Pencegahan Perubahan Iklim Perlu Dukungan Generasi Muda

5 April 2019 , dibaca 2800 kali.

Nomor: SP. 127/HUMAS/PP/HMS.3/4/2019

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 4 April 2019. Untuk mendorong kepedulian generasi muda khususnya di Makassar, Kementerian LHK menggelar Ngobrol Pintar (Ngopi) dengan tema "Generasi Muda dan Perubahan Lingkungan". Kegiatan yang diselenggarakan sebagai salah satu bagian Pameran Lingkungan dan Kehutanan "11th Indogreen Enviromental and Foresty Expo 2019" menarik animo generasi muda kota Makassar yang hadir di Celebes Convention Center Makassar.

Generasi muda/ generasi milenial yang jumlahnya semakin banyak di Indonesia menjadi salah satu faktor penting menunjang keberhasilan dalam upaya mencegah perubahan iklim di Indonesia. Khususnya dalam mensukseskan kampanye peduli lingkungan di media sosial. Dengan karakter generasi milenial yang gemar berselancar di dunia maya dengan perangkat pintarnya, semestinya dengan edukasi yang tepat tentang lingkungan dapat mendorong tingkat kepedulian mereka terhadap lingkungan dan perubahan iklim.

"Kementerian LHK memiliki kanal-kanal media sosial yang terus mengkampanyekan pentingnya menjaga lingkungan dan alam, tidak terlepas juga terkait perubahan iklim. Baik sekali kalo ini dapat diikuti sebagai bentuk dukungan generasi milenial terhadap upaya mewujudkan lingkungan yang lebih baik," ujar Djati Witjaksono Hadi, Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK dalam acara Ngopi tersebut.

Selanjutnya Darhamsyah, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma) menyatakan bahwa untuk menjaga lingkungan dari perubahan iklim salah satunya dapat dimulai dengan mengendalikan timbulan sampah khususnya sampah plastik dengan mendorong budaya malu di diri para generasi muda.

"Di orang bugis Makassar sangat menjunjung tinggi persoalan siri atau rasa malu mereka akan senantiasa merasa malu untuk melakukan perbuatan yang tidak baik, hal ini harus menjadi pegangan generasi muda untuk membela permasalahan lingkungan dengan mengedepankan rasa malu jika membuang sampah sembarangan atau malu untuk merusak lingkungan," ujar Darhamsyah.

Khusus untuk masalahnya perubahan iklim, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sulawesi Ir. I Made Gede Setia Rimbawan, menyebutkan bahwa pemicu perubahan iklim itu semua akibat dari aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak. Untuk itu generasi muda harus lebih paham mana tindakan yang dapat memicu perubahan iklim dan mana yang tidak, dan jangan takut bersama sama berjuang menyuarakan gerakan pengendalian perubahan iklim.

"Jangan ganggu (kriminalisasi) pejuang yang memperjuangkan lingkungan hidup karena Undang-Undang melindunginya, asal dilakukan dengan cara-cara yang tidak melanggar hukum," ujar Rimbawan.

Kemudian dari sisi dunia usaha Direktur Social and Security APP Sinar Mas, Agung Wiyono menyebutkan bahwa dunia usaha khususnya perusahan hutan sangat mendukung upaya pengendalian perubahan iklim dan telah membuat berbagai terobosan dalam mengembangkan aksi dan inovasi perusahan untuk mendukung pengurangan hal-hal yang memicu perubahan iklim seperti pemberlakuan penebangan yang minim impac, perlindungan kawasan gambut, sistem manajemen kanal di wilayah gambut dan lain sebagainya. Semua itu pun tidak lupa melibatkan generasi muda dalam rangka menumbuhkan kecintaannya pada alam dan lingkungan.

Kegiatan Ngopi kali ini diikuti oleh generasi muda yang berasal dari civitas akademika Universitas Hasanuddin Makassar, Aktivis Lingkungan, Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan (SMKK) Makassar dan para pengunjung Pameran Lingkungan dan Kehutanan "11th Indogreen Enviromental and Foresty Expo 2019".

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK
Djati Witjaksono Hadi