Siaran Pers

Kongres Nasdem : Penanganan Sampah Plastik, Salah Satu Rekomendasi Politik

10 November 2019 , dibaca 2600 kali.

Nomor : SP. 439/HUMAS/PP/HMS.3/11/2019

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Minggu, 10 November 2019. Pada Sidang Komisi Rekomendasi Politik Kongres Nasional Demokrat (Nasdem) pagi ini di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Minggu 10 Nopember. Komisi yang dipimpin oleh Irma S Chaniago, Charles Meikiansyah dan Vena Melinda menghadirkan kadernya sendiri yang adalah Menteri LHK Siti Nurbaya untuk memberikan referensi tentang penanganan sampah plastik. 

Menteri Siti menjelaskan tentang pentingnya peran kader partai dalam pembangunan termasuk dalam pengelolaan sampah plastik. Dijelaskan olehnya secara cukup rinci pada kesempatan tersebut tentang persepsi publik terkait sampah, fakta dan data sampah serta sampah plastik, perubahan paradigma kelola sampah, kebijakan dan rencana aksi pengelolaan sampah. Dihadapan peserta sidang komisi itu pun Menteri Siti menegaskan agar sesama koleganya kader Partai Nasdem beraktualisasi mengisi pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya, tepat issue dan tepat sasaran.

Diuraikan juga oleh Menteri tentang kebijakan pemerintah perihal pengurangan sampah plastik. Pada tahun 2016, telah dirintis oleh asosiasi ritel didukung pemerintah untuk penerapan kebijakan kantong plastik berbayar hampir di seluruh minimarket di Indonesia. Kantong plastik berbayar dalam arti bahwa bayaran itu untuk beban yang diberikan kepada lingkungan. 

"Menurut survey yg dilakukan pada 2016 itu sekitar 87% masyarakat setuju dengan kebijakan kantong plastik berbayar, dan 91% masyarakat bersedia membawa kantong belanja sendiri dari rumah. Dan perubahan perilaku terjadi di masyarakat akibat kampanye dan regulasi pengurangan sampah plastik yaitu lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan tumbler, tas belanja, dan sedotan tidak sekali pakai," ujar Menteri Siti

Dari segi ancaman terhadap upaya konservasi dan pariwisata, sampah plastik adalah sampah yang paling dominan ditemukan di destinasi wisata Taman Nasional, baik di gunung maupun di laut, dan paling sulit terurai. Di contohkan olehnya destinasi seperti Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru, misalnya, sebanyak 56% sampah merupakan sampah plastik, sementara sampah organik hanya 14%. Sementara komposisi sampah nasional pada 2018, sebanyak 57% sampah organik dan hanya 15% sampah plastik.