Berita Tapak
Presiden Jokowi Panen Raya Jagung Di Tegakan Hutan Jati
7 Maret 2015 , dibaca 693 kali.
Panen raya jagung hasil penerapan metode sistem pertanian terpadu ini diperkirakan dapat mencapai 7,6 ton/ha/ sekali panen. Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa hasil panenan itu cukup besar dan jika dikembangkan pasti sangat mensejahterakan masyarakat karena apabila jagung tersebut dijual dengan harga per kilo Rp 2.800, maka petani bisa dapat puluhan juta rupiah setiap kali panen. Namun di Perhutani, setiap hektar digarap 3-4 petani, setelah dibagi rata, per kepala keluarga mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1,3 juta per bulan, metode sistem pertanian terpadu yang mengkombinasikan penanaman tanaman kehutanan dan pertanian dalam satu areal (tumpangsari) ia yakini akan membantu mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan yang terbengkalai. Presiden juga mengatakan untuk mengatasi keterbatasan lahan yang digarap petani, ia akan segera merealisaisikan pembagian lahan satu juta hektar untuk pertanian dan perkebunan yang bisa saja berasal dari lahan di kawasan hutan.
Selain melakukan panen raya jagung, Presiden Jokowi juga meninjau Demonstration Plot (Demplot) uji coba penanaman padi dibawah tegakan pohon jati dengan beberapa variasi jarak tanam pohon jati. Demplot ini terletak di petak 27 A-1 RPH Ngliron yang memiliki luas 8, 3 ha yang merupakan pangkuan dari LMDH Sido Dadi Mulyo. Padi yang ditanam adalah jenis Situbagenit dan Inpago 5 yang ditanam dibawah tegakan pohon jati dengan variasi jarak tanam 3x3 meter, 6x2 meter, dan 8x2 meter.
Upaya menguji cobakan sistem pertanian terpadu antara Perhutani bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dan Pemprov Jawa Tengah adalah upaya penerapan multidisiplin ilmu dalam optimlisasi pemanfaatan lahan dengan melibatkan peran para pihak dari pemerintah pusat sampai daerah, perguruan tinggi, swasta dan masyarakat dalam mendukung kelestarian hutan, kedaulatan pangan nasional serta kejahteraan masyarakat.
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar
