Siaran Pers

Lahir Badak Sumatera Pertama Hasil Breeding Conservation 124 Tahun Silam

1 Januari 1970 , dibaca 4235 kali.

SIARAN PERS Nomor : S.388/PHM-1/2012

Seekor anak Badak sumatera berkelamin jantan telah lahir di Suaka Rhino Sumatera (SRS) - Taman Nasional Way Kambas pada hari Sabtu tanggal 23 Juni 2012, pukul 00.45 WIB. Kelahiran anak badak ini merupakan yang pertama sejak upaya breeding conservation dilaksanakan di Asia 124 tahun yang silam, sehingga kelahiran anak badak tersebut akan menjadi tonggak sejarah bagi upaya pelestarian Badak Sumatera dan sekaligus diharapkan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat maupun dunia internasional terhadap upaya pemerintah dalam melestarikan satwa langka dunia yang ada di Indonesia.

Kelahiran anak Badak Sumatera ini merupakan hasil perkawinan dari pasangan badak jantan bernama Andalas (11 tahun), yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati USA pada tahun 2001 dan badak betina bernama Ratu (12 tahun) asli dari TN Way Kambas, yang sebelumnya telah mengandung sebanyak 2 kali (dari hasil pasangan yang sama) tetapi tidak sampai melahirkan karena keguguran. Badak Andalas didatangkan ke SRS dari Kebun Binatang Cincinnati USA pada tahun 2007 dan sejak itu mulai dipasangkan dengan Ratu. Selama dalam masa kehamilan (15-16 bulan) dan proses kelahiran, induk dan anak Badak Sumatera ini dirawat, diperiksa dan dimonitor secara intensif oleh tim perawat dan dokter hewan dari dalam negeri (YABI dan Taman Safari Indonesia) maupun luar negeri (International Rhino Foundation/IRF, Kebun Binatang Cincinnati, USA dan Tarongan WPZ Australia, serta White Oak Conservation Centre Amerika) dan seluruh prosesnya didokumentasikan untuk bahan evaluasi. Kehadiran pengunjung di Lokasi sekitar Suaka Rhino Sumatra sangat dibatasi agar tidak menimbulkan gangguan, khususnya pada saat menjelang proses kelahiran anak Badak Sumatra ini.

Indonesia memiliki 2 jenis Badak Asia dari 5 jenis badak yang masih tersisa di dunia, yaitu Badak jawa dengan populasi tersisa sekitar 50 ekor di TN Ujung Kulon dan Badak Sumatra dengan populasi masih tersisa sekitar 200 ekor di TN Way Kambas, Bukit Barisan Selatan, Gunung Leuser dan beberapa kawasan hutan alam di Sumatera & Sabah - Malaysia. Kedua jenis satwa tersebut, merupakan jenis badak yang tergolong paling langka dan terancam punah karena berkurangnya habitat dan perburuan liar sehingga IUCN pada tahun 2006 menetapkan status konservasinya sebagai critically endangered. Keberadaan dua jenis satwa langka dunia di Indonesia membawa konsekuensi dan tanggugjawab kita semua untuk upaya pelestarianya.

Penyelamatan Badak Jawa dan Badak Sumatera secara umum telah dirumuskan dalam Peraturan Menteri Kehutanan No P.43/Menhut-II/2007 tentang Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Badak periode 2007-2017 dan telah diimplementasikan melalui berbagai kegiatan konservasi yang diselenggarakan oleh Ditjen PHKA bersama mitra lembaga terkait (antara lain seperti YABI, IRF, WWF & private sector), antara lain berupa Rencana Pembangunan Javan Rhino Study Conservationa Area (JRSCA) yang akan dilaksanakan di Taman Nasional Ujung Kulon dan conservation breeding program di SRS TN Way Kambas, yang telah berhasil melahirkan seekor anak Badak sumatra di atas. SRS merupakan kawasan untuk program conservation breeding yang memiliki areal seluas 100 ha, dikelilingi oleh pagar listrik setinggi + 1.5 meter dan telah dilengkapi dengan prasarana yang memadai.

Conservation breeding program di Suaka Rhino Sumatra TN Way Kambas di atas dipastikan akan dijadikan model dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Javan Rhino Study Conservation Area (JRSCA) bagi upaya pelestarian Badak jawa di TN Ujung Kulon. Oleh karena itu, Kementerian Kehutanan selaku leading sektor yang menangani konservasi tumbuhan dan satwa liar di Indonesia mengharapkan agar kelahiran anak Badak sumatera ini dapat lebih meningkatkan perhatian kita semua dalam melestarikan kedua jenis satwa langka badak yang ada di Indonesia. Seruan akan pentingnya peran serta dan dukungan para pihak dalam mensukseskan program konservasi badak secara khusus juga telah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pada saat pencanangan tahun badak internasional di Istana Negara pada tanggal 5 Juni 2012.

Momentum Tahun Badak Internasional rencananya akan diperingati setiap tahunnya oleh Kementerian Kehutanan pada hari kelahiran anak Badak sumatera di atas, yaitu pada tanggal 23 Juni.

Jakarta, 25 Juni 2012
Kepala Pusat

Ir. Sumarto, MM.
NIP. 19610708 198703 1 002