Siaran Pers

UPAYA PENGENDALIAN KARHUTLA SAMPAI 26 JULI 2017

26 Juli 2017 , dibaca 913 kali.

SIARAN PERS
Nomor : SP. 149/HUMAS/PP/HMS.3/07/2017


Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Rabu, 26 Juli 2017. Berdasarkan laporan kejadian kebakaran hutan dan lahan yang diterima dari Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK, jumlah hotspot sampai dengan tanggal 26 Juli 2017 (Pukul 07.00 WIB), terdeteksi sebanyak 900 titik di seluruh Indonesia (deteksi satelit NOAA 19) dan 157 titik (deteksi satelit TERRA/AQUA NASA confidence 80%).

Sebagai perbandingan kondisi tahun 2015 pada periode yang sama terdeteksi 4.468 titik (satelit NOAA) dan 3.933 titik (satelit TERRA/AQUA NASA), untuk tahun 2016 terdeteksi 1.077 titik (satelit NOAA) dan 1.908 (satelit TERAA/AQUA NASA). Dari angka tersebut terjadi penurunan hotspot dari satelit NOAA-18/19 yaitu 16,43% dibandingkan tahun 2016 dan 79,86% dibandingkan tahun 2015; dan berdasarkan satelit TERAA/AQUA NASA Confidence 80% turun 91,77% dibandingkan tahun 2016 dan turun 96,01% dibandingkan tahun 2015.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menjelaskan upaya yang telah dan sedang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta instansi terkait lainnya untuk pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sampai dengan 26 Juli 2017, sebagai berikut:
a. Terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan yang bekerjasama dengan BMKG, LAPAN, TNI/POLRI dan pemerintah daerah serta penghitungan luas kebakaran hutan dan lahan berdasarkan analisis citra satelit;
b. Sampai saat ini sudah 5 (lima) Provinsi yang menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan yaitu: Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat;
c. Total pesawat yang terlibat baik dari Kementerian LHK dan BNPB sebanyak 15 unit, dengan jumlah air yang ditumpahkan untuk water bombing sebanyak 10.279.950 liter dan garam untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebanyak 52,6 ton. Kesepakatan penempatan pesawat helikopter BNPB pada provinsi yang telah menetapkan siaga darurat bencana asap akibat Karhutla untuk patroli udara, water bombing maupun Teknologi Modifikasi Cuaca, sedangkan Helikopter dari Kementerian LHK ditempatkan di daerah-daerah yang belum menetapkan status siaga bencana.
d. Kementerian LHK terus melanjutkan program patroli terpadu pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang melibatkan personil dari unsur Manggala Agni KLHK, TNI, POLRI, Pemda, dan Masyarakat Desa setempat di Provinsi Riau (65 desa) dan Sumatera Selatan (50 desa) yang telah dilaksanakan sejak tanggal 11 Mei 2017 sampai dengan akhir September 2017 yang akan datang. Rencana patroli terpadu yang akan dimulai pertengahan Juli 2017 ini, Kalimantan Barat 60 Desa; Kalimantan Tengah 55 Desa; Kalimantan Selatan 20 Desa; Jambi 20 Desa dan Kaimantan Timur 15 Desa.
e. Meningkatkan sosialisasi Peraturan Menteri LHK No. P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 tentang Pengendalian Karhutla kepada stakeholder di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Jawa Barat, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;
f. Pelatihan personel Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) Dinas/Kesatuan Pengelolaan Hutan/Perusahaan yang telah dilakukan oleh Kementerian LHK. Sampai tahun 2017 telah dilatih personil sejumlah 728 regu (10.535 orang) serta mengoptimalkan Masyarakat Peduli Api (MPA).
g. Kampanye pencegahan Karhutla melalui radio nasional dan media massa cetak telah dilakukan sebanyak 55 kali di Radio Sindo Trijaya FM setiap Senin s.d. Jumat pukul 19.00-20.00 WIB dan jaringan serta media partnernya di 20 kota di Indonesia yang akan terus dilakukan hingga bulan Oktober 2017.

Laporan Pelaksanaan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Hingga Bulan Juli 2017 sebagaimana tersebut di atas, telah dilaporkan Menteri LHK kepada Presiden RI melalui surat nomor: S.261/MENLHK/PPI/PPI.4/7/2017 tanggal 26 Juli 2017.
Berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kondisi musim kemarau di Indonesia masih dalam kondisi normal pada periode Juli