Nomor : SP.327/HUMAS/PP/HMS.3/6/2018
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 21 Juni 2018. Beberapa hasil riset memberikan bukti bahwa pola agrosilvofishery (wana - mina - tani) mampu menjadi solusi pemulihan ekosistem gambut yang rusak. Tak hanya itu pola agrosilvofishery juga merupakan pola yang paling dibutuhkan dalam skala rumah tangga. Hal itu diungkapkan oleh Bastoni peneliti pada Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Palembang dalam Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Swakelola Riset Aksi 2018 di Ruang Rapat Tim Restorasi Gambut, Sumatera Selatan (7/6/2018)
BP2LHK Palembang telah melakukan beberapa riset dalam kaitan memulihkan gambut yang terdegradasi serta sebagai upaya restorasi gambut. Salah satu kerjasama riset tersebut adalah dengan Badan Restorasi Gambut (BRG), kedua institusi ini saling bekerjasama dan menghasilkan beberapa temuan-temuan yang unggul dalam hal pengelolaan gambut berkelanjutan.
Salah satu kerjasama riset antara BP2LHK Palembang dan BRG yaitu di Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Plot penelitian seluas 8 Ha, terdiri dari 4 Ha di Kebun Plasma Nutfah milik BP2LHK Palembang dan 4 Ha di lahan milik masyarakat, diklaim telah berhasil mengintegrasikan strategi 3R (rewetting, revegetation, dan revitalization) dengan penerapan pola agrosilvofishery.
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar
