Negara-negara Anggota ASEAN Tingkatkan Kolaborasi Melalui Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan

Negara-negara Anggota ASEAN Tingkatkan Kolaborasi Melalui Strategi Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berkelanjutan

17 Juli 2024 , dibaca 1284 kali.

SIARAN PERS
Nomor: SP. 164/HUMAS/PPIP/HMS.3/7/2024

Dengan potensinya yang besar, baik secara ekologi, sosial maupun ekonomi, keberadaan mangrove menjadi suatu ekosistem yang sangat penting bagi ASEAN. Bagaimana tidak, sebanyak 34% kawasan mangrove dunia berada di ASEAN.

Mangrove juga mempunyai nilai penting dalam pemenuhan komitmen global khususnya perubahan iklim. Ekosistem mangrove memiliki kemampuan penyimpanan karbon berkapasitas tinggi, 4-5 kali lipat dibandingkan hutan terestrial. 

"Dengan awareness terhadap pentingnya ekosistem mangrove dan pengelolaannya, negara-negara anggota ASEAN perlu duduk bersama, menyusun apa yang bisa dilakukan bersama. Karena kita berada dalam satu regional, sehingga kawasan ini perlu memiliki strategi pengelolaan ekosistem mangrove sebagai strategi bersama, kolaboratif strategi untuk diimplementasikan bersama," ujar 
Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove, Inge Retnowati, dalam keterangannya kepada media usai Seminar Internasional 'Enhancing Collaboration through ASEAN Strategy on Sustainable Mangrove Ecosystem Management' di Bogor, Rabu (17/7/2024).

Strategi ini ditujukan sebagai panduan untuk mencapai tujuan dimana seluruh lanskap mangrove dikelola secara berkelanjutan untuk mencapai kesehatan ekosistem mangrove dan ketahanan pesisir serta meningkatkan kontribusi ASEAN terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Strategi tersebut juga akan menyatukan gerakan ASEAN dalam pengelolaan mangrove, dengan tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara.

Setidaknya ada empat target capaian dari strategi ini. Pertama, dikembangkannya profil ekosistem mangrove ASEAN. Kedua, implementasi dan saling berbagi hasil praktik terbaik (best practices) yang telah dicapai dalam upaya konservasi, perlindungan, maupun restorasi dalam pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan di kawasan ASEAN. Ketiga, peningkatan tata kelola ekosistem mangrove di setiap negara ASEAN. Keempat, luasan mangrove dapat dipertahankan atau adanya penambahan luasan kawasan mangrove di tiap negara anggota ASEAN.

Untuk mendukung pengelolaan mangrove di ASEAN, Indonesia sendiri telah melaksanakan berbagai kegiatan antara lain melakukan rehabilitasi mangrove dengan target 600.000 ha di tahun 2030. Kemudian, secara regulasi Indonesia telah menyusun draft Peraturan Pemerintah dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Selain itu, Indonesia juga mendorong peran serta para pihak khususnya masyarakat lokal dalam upaya rehabilitasi dan pemanfaatan kawasan mangrove, serta mendorong peran berbagai sektor dalam penyediaan pendanaan rehabilitasi mangrove.

Melalui seminar ini diharapkan akan mendorong kolaborasi semua pihak dari negara anggota ASEAN untuk bersama-sama berperan aktif mengimplementasikan Strategi ASEAN dalam pengelolaan mangrove berkelanjutan di kawasan ASEAN, mendapatkan masukan dari berbagai perspektif, pengalaman dari berbagai pihak untuk menyempurnakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan mangrove di kawasan ASEAN, sehingga tujuan akhir terwujudnya kelestarian lingkungan dan kesejahteraan Masyarakat dapat tercapai.

Seminar Internasional Enhancing Collaboration through ASEAN Strategy on Sustainable Mangrove Ecosystem Management yang dilaksanakan hari ini merupakan bagian dari rangkaian pertemuan 27th ASEAN Senior Official on Forestry (ASOF) yang digelar di Bogor pada 15-19 Juli 2024.
_________
Jakarta, KLHK, 17 Juli 2024

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat, KLHK.
U. Mamat Rahmat.

Website:
www.menlhk.go.id
www.ppid.menlhk.go.id

Youtube:
Kementerian LHK

Facebook:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Instagram:
kementerianlhk

Twitter:
@kementerianlhk