Berita Tapak

Menhut Temu Muka Dengan Warga Sekitar Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo

7 Februari 2013 , dibaca 2033 kali.

Pushumas Kemenhut, Ukui: Pada kunjungan kerjanya ke Kawasan Taman Nasional Tesso Nilo dan dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Infrastuktur Pusat Konservasi Gajah (PKG) Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyempatkan melakukan Temu Muka dengan warga dari beberapa desa yang ada disekitar kawasan di Flying Squad Camp desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan Riau, Kamis (7/2).

Dalam sambutannya Menhut tawarkan program transmigrasi lokal kepada Pemerintah Kabupaten pelalawan untuk merelokasi 2400 KK warga yang saat ini menempati kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Menhut juga berjanji akan membantu melalui anggaran pemerintah pusat untuk program ini. Cara ini merupakan salah satu solusi penting yang harus diambil untuk mengatasi persoalan Taman Nasional Tesso Nilo, ungkap Menhut.

Selain itu, Menhut juga menjanjikan akan mengupayakan bantuan dana Kebun Bibit Rakyat masing-masing Rp50 juta untuk 22 desa yang ada di sekitar Taman Nasional Tesso Nilo . Bantuan ini natinya dapat digunakan warga untuk membangun Kebun Bibit Rakyat.
Menteri juga menghimbau perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Pelalawan untuk membantu warga. "Perusahaan tidak akan bangkrut jika membantu warga. Perusahaan pelit bakal pailit. Dan perusahaan akan semakin maju jika disenangi oleh warga sekitarnya," kata Menhut.

Dalam Temu muka itu Menhut didampingi Dirjen Pengelolaan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Darori, Dirjen Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (BPDAS dan PS) Hilman Nugroho, Bupati Pelalawan, HM Harris, Bupati Bengkalis Herliyan Saleh, anggota DPRD Pelalawan, Nazaruddin Arnazh, Direktur Taman Safari Indonesia Dr Jonsen Manangsang, CEO WWF Indonesia, Dr Efransyah Nasution, Presiden Direktur PT RAPP Kusnan Rahmin, Dandim Kampar Pelalawan, Danrem 031 Wira Bima, Kapolres Pelalawan.

Menhut Zulkifli Hasan mengakui, ekosistem di pulau Sumatera, terutama di Taman Nasional Tesso Nilo sangat luar biasa, termasuk gajahnya."Artinya kita memiliki hal yang sangat luar biasa. Oleh karena itu kita sebagai manusia harus bisa menghargai hewan yang ada di sini. Dengan masih adanya hewan di Taman Nasional Tesso Nilo menandakan kita masih aman dan menandakan ekosistemnya belum rusak," kata Menhut.
Tuhan menciptakan alam beserta isinya sangat harmoni, jika ada terjadi konflik, berarti terjadi kekeliruan dengan hal tersebut.
"Oleh karena itu permasalahan yang ada harus diselesaikan dengan bijak. Kalau ada win-win solution, saya yakin permaslahan yang ada bisa terselesaikan. Yang berhak maju bukan perusahaan saja, tapi masyarakat juga," tegasnya.
Menhut berjanji, dalam tiga bulan ke depan, pihaknya akan mengintensifkan pertemuan dengan Bupati Pelalawan untuk mencari solusi terkait persoalan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. .
"Semua tak akan bisa sukses tanpa kerja sama dan peran serta dari masyarakat," ungkap Menhut.

Diakhir acara temu muka, Menhut memberikan bantuan Kebon Bibit Rakyat (KBR) dan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) untuk Pengembangan Perhutanan Masyarakat Pedesaan Berbasis Konservasi (PPMPBK) sebesar Rp 50 juta secara simbolis kepada masing-masing kelompok desa disekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo. Menhut juga membagikan secara simbolis kepada masyarakat desa sekitar kawasan bantuan bibit pohon serta bantuan Pompong (Perahu Boat) untuk fasilitas Ekowisata Tesso Nilo dari WWF Indonesia kepada Kempas Tour Operator. Pada kesempatan yang sama diberikan juga bantuan satu set alat pemadam kebakaran mini, striker beserta perlengkapanya dari PT RAPP yang disampaikan Menhut kepada pada masyarakat peduli api desa Lubuk Kembang Bungo. (Pushumas/arset/13)