Berita Tapak

Menhut Terima Tiger Champion Award

16 Juli 2014 , dibaca 517 kali.

Pushumas Kemenhut, Jakarta : Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menerima Tiger Champion Award dari CEO Panthera Dr. Alan Rabinowitz dalam acara Tiger Conservation Awards, Rabu (16/07) di Hotel Borobudur Jakarta. Penghargaan diberikan kepada orang-orang yang fokus dan berjasa dalam usaha pelestarian harimau Indonesia terutama di Sumatera.

Acara penganugerahan dilaksanakan di tengah-tengah pertemuan tahunan negara pemilik harimau Annual Tiger Forever Meeting yang dihadiri oleh NGO, pemerintah dan masyarakat lokal dari 14 daerah di 6 negara asia: India, Indonesia, Banglades, Thailand, Malaysia dan Nepal.

Hadir juga dalam acara penganugerahan tersebut Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Ketua Dewan Nasional Perubahan Iklim Rahmat Witular, Ketua UK4 Kuntoro dan Pendiri Tambling Wildlife Nature Conservation Tomy Winata serta para peserta pertemuan 7th Annual Tiger Forever Meeting.

Indonesia pernah memiliki tiga dari delapan sub-spesies  harimau yang ada di dunia, namun dua diantaranya, yaitu Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dan Harimau Bali (Panthera tigris balica) telah dinyatakan punah, masing-masing pada tahun 1940-an dan 1980-an. Saat ini hanya sub-spesies Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang tersisa.

Punahnya harimau bali dan harimau jawa di Indonesia dalam 60 tahun terakhir harus menjadi perhatian kita semua agar hal tersebut tidak terjadi pada jenis harimau sumatera yang masih hidup saat ini. Punahnya harimau jawa dan harimau bali akibat perburuan yang tidak bertanggungjawab dan akibat kepadatan penduduk di P. Jawa dan P. Bali yang mendorong kebutuhan lahan untuk pemukiman, pertanian/perkebunan, dan infrastruktur perkotaan sehingga habitat-habitat harimau yaitu hutan-hutan dataran rendah di P. Jawa dan P. Bali habis/punah.

Oleh karena itu, sebagai satu-satunya negara pemilik sub spesies harimau sumatera yang tersisa di pulau Sumatera, maka sudah seharusnya Pemerintah beserta para pihak pemangku kepentingan untuk mengawasi moratorium konversi hutan alam dataran rendah dan gambut dalam rangka melestarikan habitat-habitat satwa endemik termasuk harimau sumatera. Dengan terpeliharanya habitat-habitat satwa di hutan hujan dataran rendah, maka upaya penggandaan populasi harimau sumatera di beberapa lansekap prioritas perlindungan harimau di pulau Sumatera sampai dengan tahun 2022 akan dapat diwujudkan.