Berita Tapak
Peluncuran Rencana Aksi Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan di Prov. Riau
16 Februari 2015 , dibaca 3821 kali.
Berdasarkan prediksi BMKG, sampai dengan bulan Juni 2015 kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi El nino lemah, yang artinya bahwa intensitas dan frekuensi hujan di Indonesia lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya, oleh karena itu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya telah melakukan berbagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. .
Menurut pantauan satelit NOAA-18, sampai dengan 14 Februari 2015 terdapat 154 hotspot di Prov. Riau dan 4 hotspot di Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil evaluasi, hotspot di Prov. Riau pada tanggal 1 Januari s/d 12 Februari 2014 tercatat 746 titik, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2015 tercatat sebanyak 161 titik. Untuk itu para stakeholders, penggiat lingkungan dan LSM serta masyarakat dihimbau agar selalu waspada akan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta merapatkan dan mensinergikan upaya-upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Luas lahan gambut di Prov. Riau mencapai 4,03 juta ha atau 45% dari luas daratan Provinsi Riau yaitu 8.915.015,09 ha. Sebagai salah satu upaya penanganan kebakaran pada lahan gambut, Presiden Jokowi pada saat kunjungan ke Sei Tohor, Kec. Tebing Tinggi Timur Kab. Kepulauan Meranti tanggal 26 November 2014 telah memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembuatan sekat kanal (canal blocking), dan pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan pemantuan dari pakar lingkungan dari Univ. Riau, bahwa sekat kanal yang dibuat telah memberikan dampak positif yaitu: gambut tetap basah, menyediakan air yang cukup, menghambat intrusi air laut, kadar salinitas air berkurang dan mencegah terjadinya kebakaran.
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar
