Nomor : SP. 14/HUMAS/PP/HMS.3/01/2017
Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Senin, 23 Januari 2017. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengingatkan bahwa pada tahun 2015 Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang luar biasa. Akibat Karhutla, Indonesia mengalami kerugian ekonomi mencapai Rp. 220 triliun, dan 504.000 orang mengalami gangguan kesehatan, serta 2,6 juta ha habitat keanekaragaman hayati hilang yang kerugiannya tidak bisa dihitung secara ekonomi.
Berkat upaya penanganan Karhutla sejak dini oleh semua pihak, pada tahun 2016 Indonesia berhasil menurunkan jumlah Hotspot sebesar 82,14% (Sumber Satelit NOAA) atau 94,58% (Sumber Satelit Terra Aqua); menurunkan luas kebakaran sebesar 83,2% yaitu 438.360 Ha, dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 2.611.411 Ha; tidak ada kejadian asap lintas batas regional; dan tidak satupun Gubernur yang menetapkan status tanggap darurat di tahun 2016.
Pada Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2017 dengan agenda evaluasi pelaksanaan pengendalian Karhutla tahun 2016 dan koordinasi rencana aksi tahun 2017, di Istana Negara, Jakarta (23/01/2017), Presiden Joko Widodo menyatakan apresiasi atas keberhasilan penanganan Karhutla tahun 2016 dan menyampaikan beberapa arahan sebagai berikut :
a. Perkuat sistem deteksi dini dan penetapan siaga darurat dengan segera, khususnya untuk daerah-daerah rawan karhutla, serta lahan gambut.
b. Penyiapan sekat kanal bekerjasama dengan pihak swasta dan mengecek kesiapan kesiagaan operasi udara, patroli udara, hujan buatan, water bombing.
c. Aktivasi posko dalkarhut, patroli bersama masyarakat, dan penyuluhan di tingkat kecamatan dan desa.
d. Perbaiki tata kelola lahan terutama dengan lahan masyarakat dan konsesi swasta.
e. Lakukan penegakan hukum kasus-kasus karhutla secara tegas dan tanpa kompromi.
Dalam rakor ini, berulang kali Presiden menegaskan agar langkah-langkah pencegahan karhutla dapat dilaksanakan dengan cepat dari awal dan segera diputuskan.
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar
