Siaran Pers

Terobosan Perhutanan Sosial Menghadapi Perubahan Iklim

16 November 2017 , dibaca 1049 kali.

SIARAN PERS
Nomor : SP. 352/HUMAS/PP/HMS.3/11/2017


Bonn-Jerman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 16 November 2017. Aksi-aksi nyata perubahan iklim terus ditingkatkan Indonesia dalam rangka mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% tanpa dukungan (business as usual/BAU), dan 41% dengan dukungan luar negeri. Salah satunya yaitu dengan berkontribusi aktif dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan di Negara-negara Asia Pasifik (Asia-Pacific Rainforest Summit/APRS).

Sebagai negara yang akan menjadi tuan rumah kegiatan ini di Yogyakarta, April tahun mendatang, Menteri LHK, Siti Nurbaya berharap kegiatan tersebut akan mendukung penguatan pengelolaan hutan hujan secara global, sebagai kerangka dasar kegiatan penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi di wilayah Asia Pasifik.

Menurut Siti Nurbaya, aspek hutan sangat penting dalam pencapaian target National Determination Contribution (NDC) Indonesia, karena 17% dari target 29% penurunan emisi GRK berasal dari sektor kehutanan, sedangkan sektor terbesar kedua adalah energi sebesar 11%.

Dalam peluncuran kegiatan ini di Paviliun Indonesia, Bonn, Jerman, waktu setempat (15/11/2017), Siti Nurbaya menyampaikan bahwa, Indonesia menggunakan program Perhutanan Sosial sebagai salah satu aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, karena hutan merupakan tempat bergantung masyarakat sekitar hutan.