Nomor : SP. 574/HUMAS/PP/HMS.3/10/2018
Banjar, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat, 12 Oktober 2018. Bambu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu yang memberikan nilai ekonomi dan ekologi yang cukup tinggi bagi rakyat. Bambu juga memiliki potensi yang sangat banyak dengan prospek yang menjanjikan.
Bambu merupakan salahsatu komoditas yang dihasilkan dari Hutan Rakyat. Hutan Rakyat yang merupakan bagian dari Perhutanan Sosial, tumbuh di atas tanah yang dibebani hak atas tanah atau hak lainnya yang dimiliki oleh rakyat.
"Terkait hal ini, Kementerian LHK memberikan dukungan untuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dalam bentuk pendampingan, baik penguatan kelembagaan maupun pemasarannya," ujar Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Bambang Supriyanto.
Seperti halnya di Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Kelompok masyarakat di desa ini mengusahakan bambu sebagai komoditas utama untuk menopang kehidupan sehari-hari.
Menurut Amin Hambali, sebagai Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Bambu Desa Mekarharja, usaha bambu ini mampu memberikan lapangan pekerjaan masyarakat dan mencukupi kehidupan sehari-hari kelompok.
Produk kelompok usaha ini antara lain, peralatan makan, tas bambu, keranjang, bambu laminasi, rumah bambu, dan bambu awetan.
"Produk bambu dari desa ini telah dipasarkan keseluruh Indonesia dan bahkan untuk produk bambu laminasi diekspor ke China," ujar Amin saat ditemui di workshop "Sahabat Bambu Banjar", Jumat (12/10/2018).
Amin juga menjelaskan bahwa untuk mendapatkan bambu sebagai bahan utama tidak sulit.
- Masuk untuk komentar
- Daftar untuk komentar
