Siaran Pers

Pelepasliaran dan Peresmian Pondok Monitoring Orangutan Lewun Kahio di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya

18 Februari 2020 , dibaca 1509 kali.

Nomor : SP.056/HUMAS/PP/HMS.3/02/2020

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 18 Februari 2020. Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK melalui Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, bekerjasama dengan mitra Yayasan BOS (Borneo Orang utan Survival Foundation), melakukan pelepasliaran 3 (tiga) individu orangutan kalimantan di kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Resort Tumbang Hiran, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Kasongan, (17/02/2020).

Ketiga orangutan kalimantan tersebut bernama Batola (jantan, 17 tahun), Paduran (betina, 12 tahun), dan Unyu (betina, 6 tahun). Tiga orangutan hasil proses rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng akan diberangkatkan dari Nyaru Menteng langsung ke lokasi pelepasliaran dengan menempuh perjalanan lebih kurang selama 15 jam. 

Kegiatan pelepasliaran ini dihadiri oleh Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Eksploitasia. Pada kesempatan ini jug dilakukan peresmian Pondok Monitoring Orangutan yang diberi nama Lewun Kahio, yang menurut bahasa setempat berarti kampung halaman orangutan.

Dalam sambutannya, Indra mengatakan bahwa dengan pelepasliaran tiga individu orangutan hasil rehabilitasi ini ke alam, diharapkan dapat meningkatkan populasinya di alam. Momen ini juga diharapkan dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian orangutan, serta meningkatkan kolaborasi berbagai pihak, terutama masyarakat yang ada disekitar kawasan hutan dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati di lndonesia.

Indra memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pelepasliaran orang utan ini. Dirinya menyadari bahwa upaya konservasi tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri, semua pihak, pemerintah daerah, kementerian/ lembaga lain, masyarakat setempat, pelaku bisnis, dan lembaga-lembaga masyarakat perlu bekerja sama. Dengan demikian kelestarian alam dan seisinya dapat terjaga.